Selasa, 04 Oktober 2016

Es Hawa, Nostalgia Kuliner Masa Kecil Di Semarang


SEMARANG, KOMPAS.com – Lebih dari 90 stan kuliner dan hingga suvenir berjejer di Pasar Malam Semawis yg berada di kawasan Pecinan Semarang. Di antara puluhan kuliner tersebut terselip dua kuliner legendaris yg telah langka di Semarang, salah satunya Es Hawa.
Mungkin buat remaja nama tersebut kurang familiar, terlebih buat wisatawan dari luar kota Semarang. Namun, ternyata kuliner tersebut sangat familiar di kalangan warga tahun 1990-an.
Kuliner legendaris Semarang ini dulu dijajakan di pasar-pasar, sekolahan, hingga alun-alun di Semarang. Seiring berkembangnya kuliner es di kota besar tersebut, Es Hawa semakin tersisihkan sehingga kini jumlahnya sangat sedikit.
Untuk Anda yg ingin bernostalgia dengan kuliner tersebut, mampu mengunjungi kuliner di Pasar Malam Semawis yg buka setiap akhir pekan, akan pukul 18.00 hingga 23.00 WIB. Gerobak ini terparkir rapi di sela-sela stand jajanan kekinian yg dijual disana.
Pak Yahya sang penjual yg sudah menjajakan es ini sejak 1998 di Semarang. Ia menyampaikan kini penjualnya cuma dua, dirinya dan pakde atau pamannya.
“Resepnya tradisional dari orangtua, sekarang yg jualan tinggal aku sama Pakde di Semarang,” ujar Yahya kepada KompasTravel ketika ditemui di Pasar Semawis, Minggu (10/4/2016).
KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia Sepintas penampakan es hawa Semarang seperti es lilin yg di tusuk memakai sumpit seandainya di Jawa Barat.
Sepintas penampakannya seperti es lilin yg ditusuk memakai sumpit. Tersedia dalam berbagai rasa, merupakan alpukat, stroberi, cokelat, nangka, dan kacang hijau. Namun hari itu Yahya cuma menyediakan kacang hijau dan cokelat putih karena keterbatasan gerobaknya. Cokelat putih ialah es kacang hijau putih yg dicelupkan ketopping cokelat cair.
Adonan es sendiri terbuat kelapa, dipadu dengan berbagai rasa. Yahya mengatakan, dalam sekali jualan memang cuma menyiapkan beberapa sampai tiga rasa, maka setiap ia berjualan rasanya tak tetap, sesuai keberuntungan pembeli.
Spesialnya es tersebut segera dibuat di depan pembeli. Di dalam gerobaknya terdapat cetakan alumunium yg direndam di bongkahan es.
Adonan kelapa tersebut dituangkan ke dalam cetakan, sumpit dimasukan sebagai pegangan es saat telah jadi. Kemudian ditutup hingga 10 sampai 15 menit. Sumpit tersebut diangkat dan es Hawa bersiap buat dinikmati.
KompasTravel coba varian rasa cokelat putih dan kacang hijau. Rasanya manis dan gurih dari kelapa yg menjadi bahan dasarnya. Tidak terlalu dominan campuran airnya di adonan, sehingga es ini terasa lembut. Krim cokelat sendiri terbuat dari tepung cokelat atau cocoa yg dicairkan.
Gerobaknya tidak pernah sepi dari pembeli. Dari remaja hingga orangtua yg hendak bernostalgia silih berganti berdatangan.
“Dulu orang tua jualannya memang di SD-SD, tetapi sekarang telah sepi. Jadi aku jualannya di Car Free Day dan Semawis ini, untuk yg mau nostalgia,” tutup Yahya.
Hanya dengan Rp 2.000, Anda dapat bernostalgia dengan jajanan masa kecil ini di Pasar Malam Semawis atau di area Car Free Day Simpang lima tapatnya di pojok samping Mall Citraland.
Sumber: http://travel.kompas.com
Terima kasih sudah membaca artikel Es Hawa, Nostalgia Kuliner Masa Kecil di Semarang. Semoga berita-berita serta artikel dari kami bisa bermanfaat bagi Anda semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar